DASAR DAN KARAKTERISTIK ALAT UKUR
PENGERTIAN ALAT UKUR
Alat ukur
listrik merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besaran-besaran listrik
seperti hambatan listrik (R), kuat arus listrik (I), beda potensial listrik
(V), daya listrik (P), dan lainnya. Terdapat dua jenis alat ukur yaitu alat
ukur analog dan alat ukur digital.
MACAM-MACAM ALAT UKUR LISTRIK
Berikut adalah
macam-macam alat ukur :
- Amper-meter
- Voltmeter
- Ohm-meter
- Multimeter
Analog/Digital
- Megger
- Osiloskop
JENIS ALAT UKUR KELISTRIKAN
Galvanometer
Istilah
galvano meter diambil dari seorang yang bernama Luivi Galvani. Penggunaan
galvanometer yang pertamakali dilaporkan oleh johann Schweigger dari
Universitas Halle di Nurremberg pada 18 september 1820. Andre-Marie Ampere
adalah seorang yang memeberi kontibusi dalam mengembangkan galvanometer.
Galvanometer pada umumnya dipakai untuk penunjuk analog arus searah, dimana
arus yang diukur merupakan arus-arus kecil misalnya yang diperoleh pada
pengukuran fluks magnet.
Galvanometer
suspensi adalah jenis alat ukur yang merupakan cikal bakal atau dasar dari
alat-alat ukur arus searah yang menggunakan kumparan gerak bagi sebagian besar
alat-alat ukur arus searah yang digunakan hingga saat ini.
Kontruksi
dan prinsip kerjanya adalah sebagai berikut :
Sebuah
kumparan dari kawat harus digantungkan didalam sebuah medan magnet permanen.
Bila kumparan dialiri arus listrik maka kumparan putar akan berputar didalam
medan magnet.
Kawat
gantungan tempat kumparan tersebut menggantung terbuat dari serabut halus yang
berfungsi sebagai pembawa arus listrik dari terminal ke kumparan gerak.
Keelastikannya
dapat membangkitkan suatu torsi yang arahnya berlawanan dengan arah putaran
kumparan hingga suatu saat gaya elektromagnetiknya terimbangi olet torsi
mekanis dari kawat gantungan. Sebuah galvometer suspensi, meskipun tidak
termasuk alat ukur yang dapat digunakan secara praktis dan portabel, namun
prinsip kerja dan konstruksinya sama dengan prinsip kerja dan konstruksi yang
digunakan pada alat ukur modern, yaitu berdasarkan prinsip kerja PMMC.
Konstruksi utamanya terdiri atas kumparan yang digantungkan pada daerah medan
magnet dari sebuah magnet permanen yang berbentuk ladam. Kumparan gantung
digantung sedemikian rupa sehingga dapat berutar bebas di dalam.
Kedinamisan
daru suatu alat ukur adalah suatu karakteristik yang merujuk pada faktor
berikut :
a.
Respon atau tanggapan nya. Faktor ini berbicara tentang
cepat atau lambatnya reaksi simpangan jarum terhadap perubahan besaran
parameter yang sedang diukurnya. Idealnya suatu alat ukur memiliki kecepatan
respon yang tinggi.
b.
Overshoot. Faktor ini berbicara tentang besar kecilnya
simpangan jarum dari kedudukan yang seharusnya ditunjukan pada saat digunakan
mengukur suatu parameter ukur. Overshoot dari sebuah alat ukur idealnya tidak
terlalu besar.
c.
Redaman. Faktor ini menunjuk pada besar kecilnya
redaman yaitu terjadi pada alat ukur sebagai akibat adanya freksi yang terjadi
pada komponen yang berbutar terhadap sumbunya. Sebuag alat ukur idealnya
memiliki redaman yang rendah.
Kegunaan dari Galvanometer :
Adalah untuk mendeteksi dan mengukur arus listrik yang kecil.
Galvanometer juga alat yang digunakan untuk menentukan kehadiran, arah, dan
kekuatan dari arus listrik dalam konduktor. Galvanometer didasarkan pada
penemuan oleh hans C.Oersted bahwa jarum magnetik dibelokkan oleh kehadiran
arus listrik dalam konduktor terdekat. Ketika arus listrik melewati konduktor,
jarum magnetik cenderung berbelok disudut kanan ke konduktor sehingga arah
paralel ke garis induksi di sekitar konduktor dan yang poin kutub utara ke arah
dimana garis-garis ini induksi mengalir. Secara umum, sejauh mana jarum
ternyata tergantung pada kekuatan saat ini.
Spesfikasi dan cara penggunaan:
Galvanometer pertama, jarum magnetik bebas digantung disebuah lilitan
dari kawat, magnet itu tetap dan kumparan bergerak. Galvanometer modern saat
ini kumparan type movable dan disebut d’Arsoval galavanometers. Jika point
melekat kekumparan bergerak maka akan menunjukan skala yang sudah dikalibrasi,
galvanometer dapat digunakan untuk mengukur secara kuantitatif saat itu.
Galvanometer dikalibrasi seperti yang digunakan dalam banyak alat ukur
listrik. Amperemeter DC, alat untuk mengukur arus searah. Karena arus berat
akan merusak galvanometer, maka dsediakan bypass, atau shunt sehingga hanya
dikenal presentase tertentu saat ini melewati galbanometer.
Voltmeter DC, yang dapat mengukur tegangan langsung, terdiri dari
galvanometer yang dikalibrasi dan dihubungkan secara seri dengan hambatan
tinggi. Untuk mengukur tegangan antara dua titik, voltmeter dihubungkan satu
sama lain. Arus yang melalui galvanometer akan sebanding dengan tegangan.
Sensitivitas Galvanometer
Ada empat konsep yang dapat digunakan untuk menyatakan sensitivitas
galvanometer, yaitu :
1.
Sensitivitas arus
Adalah perbandingan antara simpangan
jarum penunjuk galvometer terhadap arus listrik yang menghasilkan simpangan
tersebut. Besarnya arus listrik biasanya dalam order mikroampere. Sedangkan
besarnya simpangan dalam orde milimeter(mm). Jadi untuk galvometer yang tidak
memiliki skala yang dikalibrasi dalam orde milimeter, harus dikonfersi dulu ke
dalam skala mili meter. Secara matematis, sensitivitas arus dinyatakan dengan :
SI = dmm
2.
Sensitivitas tegangan
Adalah perbandingan antara simpangan
jarum penunjuk galvometer terhadap tegangan yang menghasilkan simpangan
tersebut
3.
Sensitivitas mega ohm
Adalah besarnya resistansi mega ohm
yang terhubung seri dengan galvometer untuk menghasilkan simpangan jarum
menjunjuk galvanometer sebesar 1 Volt. Karena besarnya hambatan ekivalen dari
galvanometer yang terhubung paralel dapat diabaikan bila dibandingkan dengan
besarnya tahanan mega ohm yang terhubung seri dengannya, maka arus yang masuk
praktis dama dengan 1/R dan menghsilkan simpangan satu bagian skala. Secara
numerik sensitivitas mega ohm sama dengan sensitivitas arus.
4.
Sensitivitas balistik
Konsep lain sebagai tambahan adalah konsep
sensitivitas balistik yang biasa digunakan pada galvanometer balistik.
Sensitivitas balistik adalah perbandingan antara simpangan maksimum dari jarum
penunjuk galvanometer terhadap jumlah muatan listrik Q dari sebuah pulsa
tunggal yang menghasilkan simpangan tersebut.
Amperemeter
Amperemeter
adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Umumnya alat ini
dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multi tester listrik yang disebut
avometer gabungan dari fungsi amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter.
Kontruksi
sederhana dari amperemeter DC adalah jenis PMMC. Karena kumpulan PMMC kecil dan
kemampuan hantar arusnya terbatas, maka hanya dapat dilalui oleh arus kecil
saja. Jika I yang besar akan diukur, maka sebagian arus dilewatkan pada tahanan
yang dipasang paralel dengan kumparan PMMC.
Sebuah
amperemeter yang mempunyai beberapa range pengukuran, maka beberapa tahanan
shut dapat dipasang dengan konfigurasi berikut :
1.
Amperemeter rangkuman ganda
Rangkaian ini memiliki empat shut
yang dihubungkan aralel terhadap alat ukur agar menghasilkan empat batas ukur
yang berbeda.
2.
Shunt Ayrton (shut Universal)
Rangkaian ini dapat mencegah kemungkinan
penggunaan alat ukur tanpa tahanan shunt sehingga memiliki keuntungan yaitu
nilai tahanan total yang lebih besar.
Hal – hal yang harus diperhatikan
dalam penggunaan amperemeter DC :
a.
Amperemeter selalu dihubugkan seri dengan beban atau
dengan rangkaian yang akan diukur arusnya.
b.
Polaritas amperemeter harus sesuai dengan rangkaian
c.
Bila menggunakan multirange, pertama kali digunakan
range tertinggi kemudian diturunkan sampai mendekati skala penuh pada range
tersebut.
AMPERMETER DC |
AMPEREMETER AC |
Spesifikasi dan cara penggunaan :
Ampere meter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter dan shunt yang
berfungsi untuk deteksi arus pada rangkaian baik arus yang kecil, sedangkan
untuk arus yang besar ditambahkan dengan hambatan shunt.
Ampere meter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus yang
mengalir pada kumparan yang selimuti medan magnet akan menimbulkan gaya lorentz
yang dapat menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir,
maka semakin besar pula simpangannya.
Bagian – Bagian Ampere meter
1. Terminal positif (+) dan
negatif (-)
2. Skala tinggi dan rendah
3. Batas ukur
Rumus Ampere meter:
I=V/R
V = Tegangan (volt)
I = Arus (ampere)
R = Hambatan (ohm)
Dalam fisika, ampere dilambangkan dengan A, adalah satuan SI untuk arus
listrik yang sering dipendekkan menjadi amp. Satu ampere adalah suatu arus
listrik yang mengalir dari kutup positif ke kutup negatif, sedemikian sehingga
di antara dua penghantar lurus dengan panjang tak terhingga, dengan penampang
yang dapat diabaikan, dan ditempatkan terpisah dengan jarak satu meter dalam
vakum, menghasilkan gaya sebesar 2 × 10-7 newton per meter.
Pengukuran daya ac
Pengukuran Daya Rangkaian AC dapat dilakukan menggunakan kombinasi volt
meter dan amper meter yang dikombinasikan. Secara teori daya rangkaian AC
merupakan daya rata-rata pada rangkaian listrik tersebut. Dalam arus
bolak-balik daya yang ada setiap saat berubah sesuai dengan waktu. Daya dalam
arus bolak-balik merupakan daya rata-ratanya. Jika sedang dalam kondisi steady
state, daya yang ada pada saat itu dirumuskan :
Dimana :
P = merupakan harga daya saat itu,
V = tegangan
I = arus
Dimana V dan I merupakan harga rms dari tegangan dan arus. Cos ?
merupakan faktor daya dari beban. Dari hasil yang diperoleh didapatkan bahwa
faktor daya (cos f ) berpengaruh dalam penentuan besarnya daya dalam sirkit AC,
ini berarti bahwa wattmeter harus digunakan dalam pengukuran daya dalam sirkuit
AC sebagai pengganti Ampermeter dan Voltmeter.
Cara Pengukuran
Ada 2 cara melakukan pengukuran dengan Ampere Meter,
1. Ampere meter yang tidak memiliki clamp ampere
Clamp Ampere : clamp atau arti dasarnya adalah menggenggam, yang
berfungsi membentuk kalang tertutup. Clamp berbentuk lingkaran yang bisa
menyatu dengan alat ukur atau pun terpisah. Biasanya Ampere meter yang tidak
menggunakan clamp ampere adalah model Ampere meter Analog.
Berikut cara melakukan pengukurannya:
• Ampere meter dipasang
seri dengan bebannya
• Atur knob pemilih
cakupan mendekati cakupan yang tepat atau di atas cakupan yang diprediksi
berdasarkan perhitungan arus secara teori.
• Bila yakin rangkaian
telah benar, hidupkan sumber tegangan dan baca gerakan jarum penunjuk pada
skala V dan A. Hasil pembacaan yang baik bila posisi jarum lebih besar dari 60%
skala penuh meter.
• Bila simpangan terlalu
kecil, lakukan pengecekan apakah cakupan sudah benar dan pembacaan masih
dibawah cakupan pengukuran di bawahnya bila ya, matikan power supply pindahkan
knob pada cakupan yang lebih kecil.
• Nyalakan kembali sumber
tegangan baca jarum penunjuk hingga pada posisi yang mudah dibaca.
• Hindari kesalahan
pemasangan polaritas sumber tegangan, karena akan menyebabkan arah simpangan
jarum berlawanan dengan seharusnya. Bila arus terlalu besar dapat merusakkan
jarum penunjuk.
2. Ampere meter yang memiliki Clamp Ampere
• Umumnya model Ampere
meter Digital memiliki Clamp Ampere, baik menyatu dengan Alat ukur maupun terpisah.
Berikut cara pengukurannya:
Pengukuran ampere tidak perlu memutus rangkaian, cukup dengan meletakkan
clamp ampere pada kabel yang akan diukur, dengan terlebih dulu memilih range
yang sesuai. Berikut ilustrasinya:
Sebagai penutup seri Alat ukur, berikut fitur-fitur Alat ukur atau
multimeter yang bisa kita manfaatkan:
1. Auto Ranging
keistimewaan pemilihan range
sendiri, mengatur rangkaian pengukuran alat ukur secara otomatis pada range
(rentang) tegangan, arus, atau tahanan yang benar.
2. Auto Polarity
keistimewaan polaritas otomatis, plus (+) atau minus (-) diaktifkan pada
display digital, menunjukkan polaritas saat pengukuran DC dan tidak perlu
khawatir ujung terbalik.
3. HOLD
yaitu tombol penahanan yang menangkap pembacaan dan tampilan dari memori
meskipun colok sudah dilepas. Hal ini bermanfaat, khususnya apabila mengukur
ditempat tertentu dimana Anda tidak dapat membaca dengan jelas hasil
pengukurannya.
4. Dioda Test
Digunakan untuk mengecek bias maju dan mundur dari sambungan
semikonduktor. Umumnya apabila dioda dihubungkan dengan bias maju meter akan
menampilkan penurunan tegangan maju dan berbunyi sebentar, sedangkan pada bias
mundur alat ukur akan menampilka OL. Dan jika di hubung singkat, alat ukur akan
menunjuk angka nol dan memancarkan suara yang terus menerus.
5. MAX/MIN
Digunakan untuk mengetahui nilai maksimal/minimal pengukuran selama alat
ukur di colok.
6. Response Time
Waktu respon adalah jumlah detik multimeter digital yang diperlukan
rangkaian elektronis untuk menentukan keakuratan kerja.
Voltmeter
Kontruksi
voltmeter dasar atau sederhana dari voltmeter DC adalah jenis PMMC. Voltmeter
digunakan untuk mengukur beda potensial antara 2 titik pada rangkaian. Untuk
membatasi arus yang melalui kumparan PMMC agar tidak melampaui harga I
maksimumnya, maka dipasang tahanan yang seri dengan kumparan dan disebut
tahanan multiplier.
Cara Pengukuran
Sebelum
melakukan pengukuran tegangan hendaknya kita sudah bisa memperkirakan berapa
besar tegangan yang akan diukur, ini digunakan sebagai acuan menentukan Batas
Ukur yang harus digunakan. Pemilihan batas ukur yang tepat hendaknya harus
lebih tinggi dari tegangan yang diukur.
OHM METER
Ohm-meter adalah alat untuk
mengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan mengalirnya arus listrik
dalam suatu konduktor. Besarnya satuan hambatan yang diukur oleh alat ini
dinyatakan dalam ohm. Alat ohm-meter ini menggunakan galvanometer untuk
mengukur besarnya arus listrik yang lewat pada suatu hambatan listrik (R), yang
kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm.
Cara Membaca Ohm Meter
1. Untuk membaca nilai Tahanan
yang terukur pada alat ukur Ohmmeter sangatlah mudah.
2. Anda hanya perlu memperhatikan
berapa nilai yang di tunjukkan oleh Jarum Penunjuk dan kemudian mengalikan
dengan nilai perkalian Skala yang di pilih dengan sakelar pemilih.
3. Misalkan Jarum menunjukkan
angka 20 sementara skala pengali yang anda pilih sebelumnya dengan sakelar
pemilih adalah x100, maka nilai tahanan tersebut adalah 2000 ohm atau setara
dengan 2 Kohm.
Ohm meter
MULTIMETER
Multimeter adalah alat pengukuran listrik yang sering dikenal sebagai VOM (Volt-Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (ohm-meter), maupun arus (ampere meter). Ada dua kategori multimeter yauitu multimeter digital atau DMM (digital multi meter) dimana multimeter ini merupakan yang baru dan lebh akurat hasilnya, serta multimeter analog. Masing masing kategori dapat mengukur listrik AC maupun listrik DC. Sebuah multimeter merupakan perangkat genggam yang berguna untuk menemukan kesalahan dan pekerjaan lapangan, maupun perangkat yang dapat mengukur dengan derajat ketepatan yang sangat tinggi.
Ada
dua kategori multimeter: multimeter digital atau DMM (digital
multi-meter)(untuk yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan
multimeter analog. Masing-masing kategori dapat mengukur listrik AC, maupun DC.
Multimeter dibagi menjadi 2, yaitu:
A. Multimeter analog
Multimeter
analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para tukang
servis TV atau komputer kebanyakan menggunakan jenis yang analog ini.
Kelebihannya adalah mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple.
Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang
memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan multimeter digital.
Cara Menggunakan Multimeter Analog
·
Untuk
memulai setiap pengukuran, hendaknya jarum menunjukkan angka nol apabila kedua
penjoloknya dihubungkan. Putarlah penala mekanik apabila jarum belum tepat pada
angka nol (0).
·
Putarlah
sakelar pemilih ke arah besaran yang akan diukur, misalnya ke arah DC mA
apabila akan mengukur arus DC, ke arah AC V untuk mengukur tegangan AC, dan ke
arah DC V untuk mengukur tegangan DC.
·
Untuk mengukur tahanan (resistor), sakelar
pemilih diarahkan ke sekala ohm dan nolkan dahulu dengan menggabungkan probe
positif dan negatif. Apabila belum menunjukkan angka nol cocokkan dengan
memutar ADJ Ohm. Sambungkan penjolok warna merah ke jolok positif dan penjolok
warna hidam ke jolok negatif.
·
Untuk
pengukuran besaran DC, jangan sampai terbalik kutub positif dan negatifnya
karena bisa menyebabkan alat ukurnya rusak.
bagian-bagian multimeter dan fungsinya
:
1.
Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero Adjust Screw),
berfungsi
untuk mengatur kedudukan jarum penunjuk dengan cara memutar sekrupnya ke kanan
atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih kecil.
2.
Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero (Zero Ohm Adjust Knob),
berfungsi
untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi nol. Caranya : saklar pemilih diputar
pada posisi (Ohm), test lead + (merah
dihubungkan ke test lead – (hitam), kemudian tombol pengatur kedudukan 0
diputar ke kiri atau ke kanan sehingga menunjuk pada kedudukan 0 .
3.
Saklar pemilih (Range Selector Switch),
berfungsi
untuk memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya. Multimeter biasanya
terdiri dari empat posisi pengukuran, yaitu :
·
Posisi
(Ohm) berarti multimeter
·
berfungsi
sebagai ohmmeter, yang terdiri dari tiga batas ukur : x 1; x 10; dan K
·
Posisi ACV
(Volt AC) berarti multimeter
·
berfungsi
sebagai voltmeter AC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan
1000.
·
Posisi DCV
(Volt DC) berarti multimeter
·
berfungsi
sebagai voltmeter DC yang terdiri dari lima batas ukur : 10; 50; 250; 500; dan
1000.
·
Posisi
DCmA (miliampere DC) berarti multimeter
·
berfungsi
sebagai mili amperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur : 0,25; 25; dan
500.
Tetapi
ke empat batas ukur di atas untuk tipe multimeter yang satu dengan yang lain
batas ukurannya belum tentu sama.
4.Lubang
kutub + (V A Terminal),
berfungsi
sebagai tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna merah.
5.Lubang
kutub – (Common Terminal),
Berfungsi
sebagai tempat masuknya test lead kutub – yang berwarna hitam.
6.Saklar
pemilih polaritas (Polarity Selector Switch),
berfungsi
untuk memilih polaritas DC atau AC.
7.Kotak
meter (Meter Cover),
berfungsi
sebagai tempat komponen-komponen multimeter.
8. Jarum penunjuk meter (Knife –edge Pointer),
Berfungsi
sebagai penunjuk besaran yang diukur.
9.Skala
(Scale),
berfungsi sebagai skala pembacaan
meter.
B. Multimeter Digital
Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih
banyak jika dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki
tambahan-tambahan satuan yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih
banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja. Multimeter digital
biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur yang memerlukan
kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel komputer dan
service center yang memakai multimeter digital. Kekurangannya adalah susah
untuk memonitor tegangan yang tidak stabil. Jadi bila melakukan pengukuran
tegangan yang bergerak naik-turun, sebaiknya menggunakan multimeter analog.
Cara
menggunakan multimeter digital
ü hanya lebih sederhana dan lebih cermat dalam
penunjukan hasil ukurannya karena menggunakan display 4 digit sehingga mudah
membaca dan memakainya.
ü Putar sakelar pemilih pada posisi skala yang kita butuhkan setelah
alat ukur siap dipakai.
ü Hubungkan probenya ke komponen yang akan kita
ukur setelah disambungkan dengan alat ukur.
ü Catat angka yang tertera pada multimeter
digital.
Penyambungan
probe tidak lagi menjadi prinsip sekalipun probenya terpasang terbalik karena
display dapat memberitahu.
Fungsi multimeter dan Cara
pengukuran dengan multimeter
1. Mengukur tegangan DC
a. Atur Selektor pada posisi DCV.
b. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan
besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka
atur posisi skala di batas ukur 50V.
c. Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui
besarnya maka atur batas ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter
tidak rusak.
d. Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke
titik tegangan yang akan dicek, probe warna merah pada posisi (+) dan
probe warna hitam pada titik (-) tidak
boleh terbalik.
e. Baca hasil ukur pada multimeter.
2. Mengukur tegangan AC
a. Atur Selektor pada posisi ACV.
b. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan
besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka
atur posisi skala di batas ukur 50V.
c. untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui
besarnya maka atur batas ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak
rusak.
d. Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke
titik tegangan yang akan dicek. Pemasangan probe multimeter boleh terbalik.
e. Baca hasil ukur pada multimeter.
3. Mengukur kuat arus DC
a. Atur Selektor pada posisi DCA.
b. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan
besar arus yang akan di cek, misal : arus yang di cek sekitar 100mA maka atur
posisi skala di batas ukur 250mA atau 500mA.
c. Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat
arus yang mampu diukur oleh multimeter karena jika melebihi batas maka fuse
(sekring) pada multimeter akan putus dan multimeter sementara tidak bisa
dipakai dan fuse (sekring) harus diganti dulu.
d. Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan
saat pengukuran tegangan DC dan AC,
karena mengukur arus berarti kita
memutus salah satu hubungan catu daya ke beban yang akan dicek arusnya, lalu
menjadikan multimeter sebagai penghubung.
e. Hubungkan probe multimeter merah pada output
tegangan (+) catu daya dan probe (-) pada input tegangan (+) dari
beban/rangkaian yang akan dicek pemakaian arusnya.
f.
Baca hasil ukur pada multimeter.
4. Mengukur nilai hambatan sebuah resistor
variabel (VR)
a. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
b. Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai
variabel resistor (VR)yang akan diukur.
c. Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X
(kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur.
d. Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua
ujung resistor boleh terbalik.
e. Sambil membaca hasil ukur pada multimeter,
putar/geser posisi variabel resistor dan pastikan penunjukan jarum multimeter
berubah sesuai dengan putaran VR.
5. Mengecek hubung-singkat / koneksi
a. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
b. Pilih skala batas ukur X 1 (kali satu).
c. Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua
ujung kabel/terminal yang akan dicek koneksinya.
d. Baca hasil ukur pada multimeter, semakin kecil
nilai hambatan yang ditunjukkan maka semakin baik konektivitasnya.
e. Jika jarum multimeter tidak menunjuk
kemungkinan kabel atau terminal tersebut
putus.
6. Mengecek transistor NPN
a. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
b. Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X
1000).
c. Hubungkan
probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor .
d. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya
sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.
e. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.
f.
Jika jarum multimeter tidak menunjuk
(tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor
rusak bocor tembus B-C.
g. Hubungkan
probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
h. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu
(biasanya sekitar 5-20K) berarti
transistor baik, jika tidak menunjuk berarti
transistor rusak putus B-E.
i.
Lepaskan kedua probe lalu
hubungkan probe multimeter (+) pada
basis dan probe (-) pada emitor.
j.
Jika jarum multimeter tidak
menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
transistor rusak bocor tembus B-E.
k. Hubungkan
probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor.
l.
Jika jarum multimeter tidak
menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
transistor rusak bocor tembus C-E.
Note
: pengecekan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) padakolektor tidak
diperlukan.
7. Mengecek transistor PNP
a. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
b. Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X
1000).
c. Hubungkan
probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.
d. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu
(biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti
transistor rusak putus B-C.
e. Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+)
pada kolektor.
f.
Jika jarum multimeter tidak
menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
transistor rusak bocor tembus B-C.
g. Hubungkan
probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
h. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu
(biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti
transistor rusak putus B-E.
i.
Lepaskan kedua probe lalu
hubungkan probe multimeter (-) pada
basis dan probe (+) pada emitor.
j.
Jika jarum multimeter tidak
menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
transistor rusak bocor tembus B-E.
k. Hubungkan
probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada kolektor.
l.
Jika jarum multimeter tidak
menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti
transistor rusak bocor tembus C-E.
Note
: pengecekan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor tidak
diperlukan.
8. Mengecek Kapasitor Elektrolit (Elko)
a. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
b. Pilih skala batas ukur X 1 untuk nilai elko
diatas 1000uF, X 10 untuk untuk nilai elko diatas 100uF-1000uF, X 100 untuk
nilai elko 10uF-100uF dan X 1K untuk nilai elko dibawah 10uF.
c. Hubungkan
probe multimeter (-) pada kaki (+) elko dan probe (+) pada kaki (-)
elko.
d. Pastikan jarum multimeter bergerak kekanan
sampai nilai tertentu (tergantung nilai elko) lalu kembali ke posisi semula.
e. Jika jarum bergerak dan tidak kembali maka
dipastikan elko bocor.
f.
Jika jarum tidak bergerak maka
elko kering / tidak menghantar.
9. Cara Menggunakan Amperemeter Pada Multimeter
a. Pastikan terlebih dahulu arus apakah yang akan
diukur. AC atau DC
b. Putar saklar pemilih pada posisi mA atau A DC
untuk mengukur arus DC dan mA atau A AC untuk mengukur arus AC
c. Hitung terlebih dahulu berapa nilai arus yang
akan diukur. Jika tidak bisa dihitung tentukan nilai kira-kira arus yang akan
mengalir melewati rangkaian tersebut
d. Letakkan saklar pemilih pada batas ukur yang
terbesar jika nilai arus yang akan diukur belum diketahui. Jika arus yang akan
diukur telah diketahui perkiraannya, letakkan saklar pemilih pada batas ukur
yang paling mendekati
e. Untuk mengukur arus AC kabel penghubung dapat
dihubungkan dengan sumber arus dan rangkaian atau beban secara bebas. Mengukur
arus DC kabel penghubung harus sesuai. Kabel penghubung warna merah dihubungkan
ke kutub positif sumber arus, sedangkan warna hitam ke rangkaian.
f.
Multimeter harus dipasang seri
terhadap rangkaian yang diukur
g. Hubungkan kabel penghubung terhadap rangkaian
yang akan diukur
10. Pengukuran Resistansi Pada Multimeter
a. Putar saklar pemilih pada posisi Ohm.
Selanjutnya putar saklar pemilih sekaligus mementukan batas ukur yang dipakai.
Untuk mengetes kabel misalnya gunakan batas ukur x1. Untuk mengukur resistor
yang tidak diketahui nilainya gunakan batas ukur yang paling besar. Jika
nantinya setelah diukur jarum penunjuk hanya bergerak sedikit ke kiri, maka
saklar putar dapat ke batas ukur yang lebih kecil lagi.
b. Hubung
singkatkan kabel hitam dan merah pada multimeter. Atur pengatur nol sehingga
jarum penunjuk berada pada tepat nol sebelah kanan skala
c. Hubungkan kabel hitam dan merah secara bebas ke
komponen yang akan ditest. Lihat skala apakah jarum bergerak atau tidak. Jika
skala perlu dibaca untuk mengetahui resistansi maka bacalah skalalnya.
11. Menguji Kondensator dengan multimeter
Caranya
adalah dengan langkah-langkah berikut di bawah ini:
a. Mula-mula saklar multimeter diputar ke atas.
Tanda panah ke atas tepatnya R x Ohm
b. Kalibrasi sampai jarum multimeter menunjukkan
angka nol tepat saat dua colok (+) dan colok (-) dihubungkan. Putar adjusment
untuk menyesuaikan.
c. Hubungkan colok (-) dengan kaki berkutub
negatif kondensator, sedangkan colok (+) dengan kaki positif kondensator. Lihat
jarum. Apabila bergerrak dan tidak kembali berarti komponen tersebut masih
baik. Jika bergerak dan kembali tetapi tidak seperti posisi semula berarti
komponen rusak. Dan apabila jarum tidak bergerak sama sekali dipastikan putus.
12. Menguji Dioda dengan multimeter
Komponen
ini memiliki sepasang kaki yang mana masing-masing berkutub negatif dan
positif. Oleh karena itu dalam menguji nanti hendaknya dilakukan dengan benar
dan cermat. Tujuan pengujian alat ini adalah untuk mengetahui tingkat kerusakan
akibat beberapa hal . Pada dioda yang pernah dipakai dalam suatu rangkaian
biasanya disebabkan besarnya tekanan arus sehingga tidak mampu ditahan dan
diubah menjadi DC.
Cara
pengujian:
a. Saklar diputar pada posisi Ohmmeter, 1x dan
Kalibrasi.
b. Hubungkan colok (-) dengan kaki negatif (anoda)
dan colok (+) dengan kaki positif (katoda).
c. Kemudian pindahkan pencolok (-) pada kaki anoda
dan colok (+) pada kaki katoda. Bila jarum bergerak berarti dioda tersebut
rusak. Jika sebaliknya (tak bergerak) maka dioda dalam keadaan baik.
13. Menguji Transformator
Transformator
saat kita beli harus dan wajib untuk kita check apakah masih baik dan
berfungsi. Karena untuk trafo biasanya tidak diberi garansi apabila rusak
setelah dibeli. Hal ini dimungkinkan adanya pemutusan hubungan di
gulungan/lilitan sekunder atau primer.
Langkah-langkah:
a. Putar multimeter saklar pada posisi Ohm
1x.Kalibrasi.
b. Hubungkan colok (-) dengan salah satu kaki di
gulungan primer, colok (+) pada kaki yang lain di gulungan primer. Bila jarum
bergerak maka trafo dalam keadaan baik.
c. Pada gulungan sekunder lakukan hal yang sama.
Apabila jarum multimeter bergerak-gerak maka trafo dalam keadaan baik. Selisih
nilai sama dengan selisih tegangan yang tertera pada trafo.
d. Letakkan colok (-) atau colok (+) ke salah satu
kaki di gulungan primer kemudian colok yang lain ke gulungan sekunder. Apabila
jarum tidak bergerak maka trafo dalam keadaan baik, menandakan tidak adanya
korsleting gulungan primer dengan sekunder dengan body trafo. Lakukan hal
sebaliknya.
e.
Langkah terakhir, letakkan colok
(-) atau colok (+) ke salah satu kaki di gulungan primer atau sekunder kemudian
colok yang lain ke plat pengikat gulungan yang berada di tengah. Apabila jarum
tidak bergerak maka trafo dalam keadaan baik, menandakan tidak adanya
korsleting gulungan dengan body trafo.
OSILOSKOP
Osiloskop
adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal
listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop biasanya digunakan untuk
mengamati bentuk gelombang yang tepat dari sinyal listrik. Selain amplitudo
sinyal, osiloskop dapat mewujudkan distorsi, waktu anatar dua peristiwa dan
waktu relatif dari dua sintyal terkait. Alat ukur ini dapat digunakan sebagai
alat pengukuran rangkaian elektronika seperti TV, Radio dsb. Bentuk alat ini
hampir sama dengan alat yang digunakan dirumah sakit di ruang operasi. Namun
untuk yang ini ukuran nya kecil dari yang digunakan diruang operasi.
Oscilloscope
terdiri dari tabung vacuum dengan sebuah cathode (electrode negative ) pada
satu sisi yang menghasilkan pancaran electron dan sebuah anode ( electrode
positive ) untuk mempercepat gerakannya sehingga jatuh tertuju pada layar
tabung. Susunan ini disebut dengan electron gun.
Elektron-elektron
disebut pancaran sinar katoda sebab mereka dibangkitkan oleh cathode dan ini
menyebabkan oscilloscope disebut secara lengkap dengan cathode ray oscilloscope
atau CRO.
WATTJAM / WATTHOUR METER
Wattjam
adalah alat ukur energi listrik. Wattjam (Wh = watt-hour) atau kilowatt-jam
(kWh) sebetulnya alat ukur listrik yang banyak terpasang di setiap rumah. Kita
sering salah memahami mengira bahwa alat ukur yang terpasang dirumah adalah
alat ukur daya listrik. Padahal sebetulnya alat ukur listrik yang terpasang
dirumah kita itu adalah Wattjam. Angka penunjuk pun menyatakan nilai energi
listrik yang terpakai dalam rentang waktu tertentu.
MEGGER
Megger dipergunakan untuk mengukur tahanan isolasi dari alat-alat listrik
maupun instalasi-instalasi.
Megger ini banyak digunakan petugas dalam mengukur tahanan isolasi antara
lain untuk:
°
Kabel instalasi pada rumah-rumah / bangunan.
°
Kabel tegangan tinggi.
°
Kabel tegangan rendah.
°
Transformator.
°
Dan peralatan listrik lainnya.
WATTMETER
Wattmeter
adalah alat ukur untuk daya listrik. Sebetulnya wattmeter adalah gabungan dari
alat ukur listrik dengan alat ukur tegangan listrik, namun dirancang
sedemikian rupa sehingga penunjukkannya menunjukkan nilai daya listrik yang
terpakai
Cara menggunakan wattmeter
pertama-tama
telitilah kedudukan jarum penunjuknya; jika kedudukannya sudah tepat pada angka
0 berarti wattmeter sudah siap untuk digunakan. Apabila kedudukan jarum
penunjuk belum tepat pada angka 0, maka harus diatur dengan memutar sekrup
pengatur kedudukan jarum.
Cara Menggunakan Wattmeter
Diagram hubungan wattmeter dapat diperlihatkan seperti pada gambar di bawah.
Dari gambar diagram hubungan wattmeter diatas terlihat bahwa terminal tegangan yaitu terminal 240 V dan terminal ± dihubungkan secara paralel, sedangkan terminal arus A dan terminal ± dihubungkan secara seri. Gambar a terlihat bahwa terminal-terminal hubungan disambung antara terminal atas dan terminal bawah, ini disebut hubungan seri. Sedangkan pada gambar b terminal samping kanan disambung dengan terminal samping kiri, ini disebut hubungan paralel.
Hasil pengukuran wattmeter didapatkan dengan mengalikan angka penunjukkan jarum penunjuk dengan faktor pengali sesuai dengan batas ukur dan jenis hubungannya seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Diagram Hubungan Wattmeter
Cara Menggunakan Wattmeter
Diagram hubungan wattmeter dapat diperlihatkan seperti pada gambar di bawah.
Dari gambar diagram hubungan wattmeter diatas terlihat bahwa terminal tegangan yaitu terminal 240 V dan terminal ± dihubungkan secara paralel, sedangkan terminal arus A dan terminal ± dihubungkan secara seri. Gambar a terlihat bahwa terminal-terminal hubungan disambung antara terminal atas dan terminal bawah, ini disebut hubungan seri. Sedangkan pada gambar b terminal samping kanan disambung dengan terminal samping kiri, ini disebut hubungan paralel.
Hasil pengukuran wattmeter didapatkan dengan mengalikan angka penunjukkan jarum penunjuk dengan faktor pengali sesuai dengan batas ukur dan jenis hubungannya seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Diagram Hubungan Wattmeter
M u l t I p l
e
|
||||
Volt Ampere
|
60 V
|
120 V
|
240 V
|
|
Seri
|
0.5 A
|
0.25
|
o.5
|
1
|
Paralel
|
1 A
|
o.5
|
1
|
2
|
Tabel di atas
dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Dalam hubungan seri, batas ukur arus listriknya 0.5 ampere,
jika digunakan batas ukur tegangan berturut-turut 60 V; 120 V; 240 V, maka
hasil pengukuran dayanya adalah angka penunjukkan jarum dikalikan dengan
0.25; 0.5; 1.
- Dalam hubungan paralel, batas ukur arus listriknya 1 ampere,
jika digunakan batas ukur tegangan berturut-turut 60 V; 120 V; 240 V, maka
hasil pengukuran dayanya adalah angka penunjukkan jarum dikalikan
dengan 0.5; 1; 2.
- Dalam hubungan seri, batas ukur dayanya sebesar 120 X 1
(Watt) = 120 Watt.
Dalam hubungan
paralel, batas ukur dayanya sebesar 120 X 2 (Watt) = 240 Watt.
GENERATOR FUNGSI
Generator
fungsi adalah alat ukur yang digunakan sebagai sumber pemicu yang diperlukan, merupakan
bagian dari peralatan (software) uji coba elektronik yang digunakan untuk
menciptakan gelombang listrik. Gelombang ini bisa berulang-ulang atau satu
kali.
Komentar
Posting Komentar